Ada seorang brahmana yang mempunyai seorang anak laki-laki, dan anak itu berkata kepadanya, “Bapak memberikan semua ini kepada berbagai orang; kepada siapa Bapak akan memberikan saya, kepada siapa Bapak akan menyuruh saya pergi?” Sang ayah berkata, “Pergilah, saya tidak tertarik.” Tetapi si anak datang beberapa kali dan sang ayah menjadi marah dan berkata, “Saya akan mengirimmu kepada Maut.” Karena ia seorang brahmana, ia harus menepati kata-katanya. Jadi ia mengirim anaknya kepada Maut. Dalam perjalanan menuju Maut, anak itu singgah pada berbagai guru dan mendapati bahwa ada guru yang berkata, ada reinkarnasi, dan ada yang berkata, tidak ada reinkarnasi. Ia terus mencari, dan akhirnya ia sampai ke istana Maut. Ketika ia tiba, Maut sedang tidak ada–Maut tidak ada. Anak itu menunggu selama tiga hari. Pada hari keempat, Maut muncul dan minta maaf. Ia minta maaf karena anak itu seorang brahmana; katanya, “Mohon maaf, saya telah membuat Anda menunggu; karena menyesal, saya menawarkan kepada Anda tiga keinginan. Anda boleh menjadi raja terbesar, menjadi orang terkaya, atau menjadi kekal.” Si anak berkata, “Saya telah mengunjungi banyak guru, dan mereka semua saling berbeda pendapat. Apa pendapat Anda tentang kematian, dan apa yang terjadi setelah itu?” Jawab Maut: “Wah, seandainya saya punya murid seperti Kamu; tidak peduli dengan apa pun kecuali itu.” Maka ia mulai menyampaikan kebenaran kepada anak itu, tentang keadaan hidup di mana tidak ada waktu.
🤍.
0 Komentar